Edisi 1735
Bulan Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan atas kita untuk berpuasa, sebagaimana perintah Allah yang tercantum dalam firman-Nya (yang artinya),
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 183).
Sebagian manusia sangat menunggu-nunggu datangnya bulan Ramadhan, mereka menunggu dari tahun ke tahun dan berharap dapat berjumpa dengannya lagi. Namun, sebagian manusia yang lain juga ada yang bersikap biasa dengan kedatangan Ramadhan, tak ada yang dinanti-nanti, menganggap hari-hari Ramadhan sebagaimana hari-hari yang lain, dan sama seperti bulan yang lainnya. Mereka tidak mengetahui apa-apa yang diketahui orang lain, bahkan mungkin ada yang bersedih, mereka tidak merasakan kegembiraan yang dirasakan orang-orang beriman akan datangnya bulan Ramadhan.
Karena itu, sungguh benar firman Allah Ta’ala (yang artinya),
“Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Az-Zumar: 9).
Apa yang membuat mereka bahagia?
Ada apakah gerangan dengan bulan Ramadhan, apa yang membuat mereka begitu antusias terhadap Ramadhan? Apa yang membuat mereka begitu cinta dan merindukan bulan ini? Mungkin ada di antara kita yang ingin memiliki hati seperti orang-orang shalih tersebut, yang bahagia dengan kebaikan-kebaikan, namun kita tidak mengetahui cara mendapatkannya.
Tentu kita semua tidak ingin kehilangan banyak pahala yang Allah janjikan pada bulan Ramadhan.
Sungguh kita akan sangat merasa sedih dan menyesal kalau kita sudah mengetahui kebaikan tersebut, namun belum maksimal dalam memanfaatkanya hingga Ramadhan baru saja berlalu meninggalkan kita, yang mana kita semua tidak mengetahui akankah ada waktu dan kesempatan untuk bertemu dengannya lagi di tahun mendatang. Belum tentu, bisa saja Allah mengakhiri kehidupan ini sebelum datang Ramadhan berikutnya.
Alangkah rugi apabila kita melewatkan hari-hari itu dengan sia-sia, tidak melakukan banyak amal shalih, namun hanya merasakan letih lelahnya berhenti makan dan minum di siang hari.
Ramadhan, bulan yang padanya terdapat kebaikan yang sangat banyak, di antaranya :
- Pahala tanpa batas
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada bulan ini umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan puasa, dan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, akan diberikan pahala yang tidak terbatas.
Disebutkan dalam salah satu hadits riwayat Muslim,
“Satu kebaikan dalam setiap amalan anak Adam akan dibalas dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, lalu Allah berfirman, ‘kecuali puasa. Sesungguhnya itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Pelakunya telah meninggalkan syahwat dan makan karena Aku’.”.
Amal-amal shalih lain selain puasa akan dilipatgandakan pahalanya, yang mana satu kebaikan akan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Namun berbeda dengan puasa, Allah yang akan membalasnya tanpa menggunakan bilangan tertentu. Oleh karena itu, pahala orang yang berpuasa teramat banyak lagi tak terhingga.
- Bulan penuh ampunan dan penghapusan dosa
Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan sebab terampuninya dosa dan dihapuskannya kesalahan.
Disebutkan dalam Ash-shahiihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Maksudnya, jika ia berpuasa dengan keimanan kepada Allah dan ridha dengan kewajiban puasa, mengharap pahala dan ganjarannya, tidak membenci kewajiban puasa dan tidak ragu dengan pahalanya, maka Allah benar-benar akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
“Antara shalat-shalat yang lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya akan menghapus dosa-dosa yang diperbuat seorang hamba selama ia menghindari dosa-dosa besar.” (H.R. Muslim).
- Dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka
Dari Khuzaimah meriwayatkan hadits yang sanadnya sampai kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika malam pertama di bulan Ramadhan telah tiba, setan-setan dari bangsa jin yang sangat durhaka dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada satu pun yang dibuka, pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satu pun yang ditutup. Seorang malaikat berseru, ‘Hai orang yang mencari kebaikan, mendekatlah! Hai orang yang ingin melakukan keburukan, tahanlah!. Dan ada hamba-hamba yang Allah bebaskan dari Neraka.” (H.R. Ahmad dan An-Nasa’i).
Pintu-pintu surga dibuka pada bulan Ramadhan, disebabkan oleh banyaknya amal shalih yang dikerjakan, juga sebagai tanda banyaknya pahala dan ampunan. Allah benar-benar memberikan kesempatan dan peluang untuk melakukan banyak ketaatan yang menjadi salah satu sebab masuk surga. Sedangkan pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada satu pun yang dibuka, disebabkan sedikitnya dosa yang dilakukan oleh orang yang beriman, dan pada hakikatnya berbuat maksiat pada bulan Ramadhan tidak bisa maksimal.
Adapun tentang syaithan yang diikat dan dibelenggu, yaitu syaithan-syaithan dari golongan jin yang sangat durhaka, bukan seluruh syaithan, sehingga di antara kita masih saja ada yang melakukan maksiat yang didorong oleh hawa nafsu sendiri.
- Malam kemuliaan (lailatul qadar)
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan, dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” ( Q.S. Al-Qadr :1-5).
Disebutkan dalam kitab tafsir karya al-‘Allamah as-Sa’di rahimahullah, arti “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan” adalah keutamaannya yang setara dengan seribu bulan. Maka amalan yang dikerjakan pada maalm itu lebih baik daripada amalan dalam seribu bulan yang tidak ada malam Lailatul Qadarnya.
Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah tentang firman Allah Ta’ala tersebut dijelaskan, bahwa pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril. Maknanya ialah pada malam ini banyak malaikat yang turun karena melimpahnya keberkahan di dalamnya. Mereka turun bersamaan dengan turunnya berkah dan rahmat. Keutamaan lain dari malam ini adalah turunnya Al-Qur’anul Kariim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk menghidupkan malam itu dengan melaksankan shalat dan ibadah lainnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang shalat pada malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkannya, betapa ruginya kita apabila melewatkan malam Lailatul Qadar yang hanya ada pada bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mmengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Bulan Ramadhan yang penuh berkah telah datang kepada kalian, Allah Subhaanahu wa Ta’ala pun mewajibkan kalian berpuasa pada bulan ini. Pada bulan ini, pintu-pintu langit di buka, pintu-pintu jahannam dikunci, dan setan-setan yang durhaka akan dibelenggu. Pada bulan ini, ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan di sisi Allah. Barang siapa yang tidak diizinkan mendapat kebaikan pada malam itu berarti ia telah terhalangi dari kebaikan (yang sangat besar)”. (H.R. Ahmad dan An-Nasa’i).
Ditulis oleh Tim Buletin At Tauhid
Disarikan dari:
- https://muslim.or.id/4007-keutamaan-bulan-Ramadhan.html
- https://muslimah.or.id/3915-ada-apa-di-bulan-Ramadhan.html
Dimurajaah Ustaz Abu Salman B.I.S.